Menteri Agus Andrianto Panen Raya di Nusakambangan: Gagas Pulau Penjara Jadi Lumbung Pangan Nasional

0
30

Nusakambangan, LINI NEWS – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, kembali menjadi sorotan. Kali ini, ia turun langsung ke tengah sawah dan ladang di Pulau Nusakambangan untuk memimpin panen raya perdana program ketahanan pangan nasional. 17 April 2025.
Tak hanya simbolis, Agus juga menegaskan visi besar: menjadikan Nusakambangan bukan lagi sekadar pulau penjara, melainkan lumbung pangan strategis nasional.

“Produk ketahanan pangan Nusakambangan ini alhamdulillah sudah mulai menyuplai kebutuhan makan di seluruh lapas di Nusakambangan. Bahkan kami targetkan masuk ke pasar umum,” ujar Menteri Agus saat memanen padi di Lapas Terbuka Nusakambangan.

Dari Padi, Jagung, Telur hingga Udang Vaname

Setelah panen padi, Agus melanjutkan ke ladang jagung seluas 6,2 hektar di kawasan pertanian Lapas Gladakan. Jagung varietas hibrida yang dipanen menjadi sumber utama pakan ayam petelur di dalam lapas. Hasilnya pun luar biasa: produksi telur harian menembus 1.400 butir. Tak hanya itu, berbagai komoditas hortikultura seperti cabai, tomat, terong, dan timun juga dikembangkan secara aktif.

Agus juga menyempatkan diri melakukan inspeksi menyeluruh terhadap unit-unit agribisnis lainnya, termasuk peternakan kambing, kerbau, ayam, hingga budidaya ikan. Yang paling ambisius adalah proyek budidaya udang vaname yang akan dikembangkan di atas lahan seluas 61,5 hektar di wilayah Bantar Panjang dan Pasir Putih.

“Dari total 167,194 hektar lahan yang ada di Nusakambangan, kami sedang optimalisasi untuk proyek ketahanan pangan. Ini baru awal,” tegas Agus.

Warga Binaan Jadi Motor Penggerak

Program ini tak hanya soal pangan. Agus menekankan bahwa keterlibatan warga binaan sebagai pelaku utama merupakan bagian penting dari proses rehabilitasi sosial.

“Yang lebih penting adalah bagaimana kami memberdayakan mereka. Program ini bukan hanya soal panen, tapi pembinaan, keterampilan, dan harapan baru bagi warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan nilai tambah,” jelasnya.

Seorang warga binaan yang terlibat di ladang jagung mengungkapkan antusiasmenya. “Saya senang sekali, bisa belajar pertanian. Saya jadi punya rencana bertani setelah bebas. Dapat ilmu, dapat uang juga,” katanya dengan mata berbinar.

Saat ini, tercatat sekitar 200 warga binaan yang telah masuk program asimilasi aktif bekerja dalam program ini setelah lolos sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan).

Infrastruktur dan Kolaborasi Multi-Stakeholder

Transformasi Nusakambangan juga menyentuh sisi infrastruktur. Berbagai fasilitas penunjang telah dibangun, seperti Balai Latihan Kerja (BLK), pengolahan limbah Fly Ash and Bottom Ash (FABA), serta jalan baru sepanjang 11 km. Semua ini merupakan hasil dari kolaborasi antara Kemenkumham dengan berbagai stakeholder, termasuk BRI, PLTU, perusahaan swasta, yayasan, dan NGO.

Penutup: Peresmian Training Center Pemasyarakatan

Mengakhiri kunjungannya, Menteri Agus meresmikan Training Center Pemasyarakatan, sebuah pusat pelatihan kerja sama dengan Yayasan Penerima Internasional Indonesia (YPII), yang akan menjadi pusat peningkatan kapasitas sumber daya manusia pemasyarakatan.

Dengan gaya kepemimpinannya yang langsung turun ke lapangan, Menteri Agus Andrianto kembali menunjukkan bahwa reformasi pemasyarakatan bukan hanya narasi tapi aksi nyata, dari ladang padi hingga laboratorium pembinaan. Nusakambangan kini punya wajah baru: penjara yang produktif, manusiawi, dan visioner. (Nurlince Hutabarat)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini