Medan, LINI NEWS – Ketua Komisi 3 DPRD Medan, Salomo Tabah Ronal Pardede SE MM, putra mantan Gubernur Sumatera Utara (Alm.) Drs Rudolf Pardede, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Bapa Suci Sri Paus Fransiskus, sosok yang sepanjang hidupnya setia menjalankan panggilan Ilahi hingga akhir hayat.
Dalam keterangannya, Salomo Pardede meski Dia bukan beragama Khatolik, Ia menilai kepergian Paus Fransiskus menuju “Yerusalem Baru” adalah penggenapan iman yang diimpikan seluruh umat beriman. “Bapa Suci telah menapaki panggilan surgawi dengan penuhv kesetiaan, menjadi contoh nyata bagaimana seorang hamba Tuhan setia sampai mati,” ujar Salomo, tak kuasa menahan air mata.
Sri Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Ia berasal dari keluarga sederhana berdarah Italia dan mengawali hidup rohaninya sebagai anggota Serikat Yesus (Jesuit). Perjalanan panjangnya dipenuhi pengabdian kepada kaum miskin, marginal, dan perjuangan tanpa lelah untuk perdamaian dunia.
Pada 13 Maret 2013, ia terpilih menjadi Paus ke-266, dan menjadi Paus pertama dari benua Amerika serta dari ordo Jesuit.
Dalam masa kepemimpinannya, Sri Paus dikenal sebagai sosok yang rendah hati, dekat dengan semua kalangan, bahkan membangun jembatan persaudaraan dengan umat Muslim dan berbagai keyakinan lain. Ia pernah berkunjung ke Indonesia, negara dengan umat Muslim terbesar di dunia, dan menaburkan benih persaudaraan sejati di tengaht keberagaman.
Ia mengutip Wahyu 2:10, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan,” sebagai cerminan hidup Paus Fransiskus yang “memperjuangkan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan kasih tanpa batas,” tutur Salomo dari Komisi 3 keuangan, perekonomian dan pendapatan daerah, pelaku usaha untuk taat dan rutin dalam membayar pajak, baik itu pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel, maupun pajak reklame dll.
“Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin rohani di mimbar, tetapi juga turun langsung ke tengah umat, mengajarkan kasih sejati sebagai “guru kehidupan”. Ia berani mengkritisi gejolak perang, memperjuangkan hak-hak hidup manusia secara universal, dan menunjukkan keberpihakannya kepada yang lemah”, tutur Salomo.
“Beliau turun ke lapangan, mengajar seperti seorang guru sederhana, memperjuangkan suara kaum kecil, bahkan tidak ragu menunjukkan kasihnya kepada dunia, termasuk saat mengunjungi Indonesia pasca pemilu lalu,” kenang Salomo dari Fraksi Partai Gerindera.
Dunia kini berduka dan memberi penghormatan terakhir. Ribuan umat mengiringi perjalanan sang Paus menuju peristirahatan abadi dengan penuh hormat dan doa.
“Selamat jalan, Bapa Suci! Beristirahatlah dalam damai kekal bersama Sang Raja di Yerusalem Baru, yang telah Bapa perjuangkan selama hidupmu. Kami di dunia akan terus mengenang kasih dan teladan Bapa Suci,” pungkas Salomo Pardede dengan suara bergetar.
Salomo Pardede menuturkan, “Bapa Suci Menjadi Teladan Kesetiaan Hingga Akhir Hayat”
Ketua Komisi 3 DPRD Medan, Salomo Pardede, putra dari mantan Gubernur Sumatera Utara (Alm.) Rudol Pardede, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Bapa Suci Sri Paus Fransiskus, sosok yang sepanjang hidupnya setia menjalankan panggilan ilahi hingga akhir hayat.
Dalam keterangannya, Salomo Pardede menilai kepergian Paus Fransiskus menuju “Yerusalem Baru” adalah penggenapan iman yang diimpikan seluruh umat beriman.
“Bapa Suci telah menapaki panggilan surgawi dengan penuh kesetiaan, menjadi contoh nyata bagaimana seorang hamba Tuhan setia sampai mati,” ujar Salomo, tak kuasa menahan air mata.
Ia mengutip Wahyu 2:10, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan,” sebagai cerminan hidup Paus Fransiskus yang memperjuangkan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dany kasih tanpa batas.
Sejak awal pelayanannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai pribadi sederhana yang memilih tinggal di rumah tamu Vatikan ketimbang apartemen megah Paus. Dengan kerendahan hati, beliau mengabdikan diri untuk membela kaum papa, membuka gereja untuk semua golongan tanpa memandang latar belakang.
Di puncak pelayanannya, dunia mengakui kiprah besar Paus Fransiskus dengan menganugerahkan Penghargaan Perdamaian Nobel atas komitmennya dalam memperjuangkan perdamaian global, membela hak asasi manusia, dan menjadi suara bagi perdamaian lintas agama. Paus menjadi simbol harapan di tengah dunia yang dilanda perpecahan dan krisis moral.
Menjelang akhir hayatnya, Bapa Suci tidak pernah surut dalam menyampaikan pesan kasih dan pengharapan. Bahkan dalam kondisi fisik yang melemah, beliau tetap menerima umat, mendoakan dunia, dan menyerukan agar umat manusia tetap setia di jalan kebenaran.
Paus Fransiskus, kata Salomo, bukan hanya seorang pemimpin rohani di mimbar, tetapi juga turun langsung ke tengah umat, mengajarkan kasih sejati sebagai “guru kehidupan”. Ia berani mengkritisi gejolak perang, memperjuangkan hak-hak hidup manusia secara universal, dan menunjukkan keberpihakannya kepada yang lemah.
“Beliau turun ke lapangan, mengajar seperti seorang guru sederhana, memperjuangkan suara kaum kecil, bahkan tidak ragu menunjukkan kasihnya kepada dunia, termasuk saat mengunjungi Indonesia pasca pemilu lalu,” kenang Salomo.
Dunia kini berduka dan memberi penghormatan terakhir. Ribuan umat mengiringi perjalanan sang Paus menuju peristirahatan abadi dengan penuh hormat dan doa.
“Selamat jalan, Bapa Suci! Beristirahatlah dalam damai kekal bersama Sang Raja di Yerusalem Baru, yang telah Bapa perjuangkan selama hidupmu. Kami di dunia akan terus mengenang kasih dan teladan Bapa Suci,” pungkas Salomo Pardede dengan suara bergetar.
Salomo Pardede menuturkan, Kenang Bapa Suci: Teladan Kesetiaan Hingga Mahkota Kehidupan, Paus Fransiskus, Pejuang_ Perdamaian Dunia hingga Akhir Hayat. Warisan Cinta dan Kesetiaan Bapa Suci Menuju Yerusalem Baru.
Bapa Suci di Mata Salomo Pardede: Guru Kasih dan Penerima Nobel Perdamaian, karena Kesetiaan Bapa Suci Membawa Dunia Melihat Kasih Sejati
“Terima kasih, Bapa Suci, atas teladan hidup yang penuh kasih. Selamat jalan menuju Yerusalem Baru. Doa dan cinta kami menyertai.
RIP Bapa Suci dari Salomo Pardede, Faith Until The End”
“Dalam dukanya mendalam, Salomo Pardede mengenang Bapa Suci Fransiskus sebagai teladan kesetiaan yang abadi. Dunia berduka, surga bersukacita.
Kita percaya tugas panggilan Penuh Harapan
“Setia sampai akhir, menerima mahkota kehidupan. Selamat jalan Bapa Suci. Warisan kasihmu akan terus hidup. (Wahyu 2:10). (Nurlince Hutabarat)