Humbang Hasundutan, LINI NEWS – Oloan Paniaran Nababan, pria kelahiran Medan yang besar di Bandung, resmi dilantik menjadi Bupati Humbang Hasundutan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada Februari 2025. Sosok ini bukan hanya membawa pengalaman panjang sebagai prajurit TNI, tetapi juga dikenal sebagai figur pekerja keras dan visioner yang terus bergerak demi kemajuan daerah.
Perjalanan karier Oloan Nababan layaknya menapaki jalan terjal penuh tantangan. Ia mengawali pengabdian sebagai anggota TNI Angkatan Darat sejak 1997 dan menjabat sebagai Bintara Tinggi di Staf Umum Operasi TNI AD. Ia dianugerahi dua Satyalancana oleh Presiden RI, sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian selama 16 tahun lebih di militer.
Namun, semangat membangun tanah leluhur mendorongnya mundur lebih awal dari militer. Tahun 2020, ia terjun ke dunia politik sebagai calon Wakil Bupati mendampingi Dosmar Banjarnahor. Mereka menang tipis melawan kotak kosong dalam Pilkada Humbahas 2020.
Dinamika politik terus berlanjut. Tahun 2022, ia dipercaya oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menggantikan Dosmar sebagai Ketua DPC PDIP Humbahas. Penunjukan itu menandai kepercayaan besar yang diberikan partai kepadanya.
Puncaknya, dalam Pilkada 2024, Oloan “naik kelas” menjadi Calon Bupati dan menggandeng Junita Rebeka Marbun dari Partai Perindo sebagai wakilnya. Pasangan ini keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara terbanyak—40.862 suara—mengungguli tiga pasangan lain.
Di balik kemenangan ini, tersimpan kisah kerja keras. Sejak kecil, Oloan sudah terbiasa hidup mandiri. Saat keluarganya pindah ke Bandung, ia bekerja serabutan sambil tetap menempuh pendidikan. Kedisiplinan dan keteguhan hatinya membawanya hingga meraih gelar Doktor Hukum dari Universitas Borobudur Tahun 2023.
Kini, sebagai Bupati Humbahas, ia membawa misi perubahan: memperkuat pelayanan publik, memajukan sektor pertanian dan pariwisata, serta memberdayakan pemuda dan perempuan. Keputusannya untuk pulang kampung dan membangun Humbang adalah bentuk cinta sejati pada tanah leluhur.
Seperti Peribahasa yang Mewakili Perjalanan Oloan Nababan:
- “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.”
– Segala jerih payahnya terbayar ketika dilantik sebagai bupati. - “Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
– Ia hormat pada tanah Humbang, dan berjuang untuk menjunjungnya. - “Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai.”
– Setelah memilih jalan pengabdian, ia tak menoleh ke belakang. - “Tak kenal maka tak sayang, sudah sayang pantang mengkhianat.”
– Meski lama di perantauan, ia pulang demi membuktikan cinta pada kampung halaman. - “Pelaut tangguh tak lahir dari laut yang tenang.”
– Segala dinamika politik dan sosial telah membentuk karakter pemimpin kuat dalam dirinya. - “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”g
– Ia percaya pada kolaborasi lintas partai, agama, dan suku demi kemajuan Humbahas. - “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.”
– Oloan ingin meninggalkan warisan kebaikan dan pembangunan untuk generasi mendatang.
(Salomo Simorangkir)